Aturan Mengukur tegangan kerja (Energy) dan tegangan kontrol

February 15, 2010 by DJ Junkiee
Filed under Karya Tulis Saya

2 Comments

Apa yang dimaksud pengukuran Aktif?

Pengukuran dilakukan ketika ponsel sudah diberikan supply tegangan. Tegangan yang masuk ke energy management didistribusikan kepada komponen-komponen aktif yang membutuhkan, komponen aktif sendiri mempunyai kebutuhan terhadap beberapa tegangan supaya komponen aktif tersebut dapat bekerja, Dalam kepentingan inilah pengukuran aktif dibutuhkan, sehingga dapat diukur tegangan kerja yang dibutuhkan oleh komponen aktif tertentu apakah sesuai dengan yang dibutuhkan atau tidak? Jika nilai yang dibutuhkannya sesuai dengan nilai tertentu maka dapat dipastikan permasalahan ada pada komponen aktifnya, tetapi apabila tegangan tersebut tidak sesuai dengan nilai yang diperlukan maka kerusakan dipastikan dari komponen yang memberikan tegangan tadi, yaitu energy management atau LDO regulator.

Apa yang dimaksud dengan komponen Aktif?

Setiap komponen aktif yang terdapat pada sebuah rangkaian bisa bekerja apabila ada energy yang masuk kepadanya, pada dasarnya sumber energy diberikan oleh Battrey. Semua komponen aktif diberikan tegangan oleh sumber energy tersebut, oleh karena kebutuhan energy masing-masing komponen aktif berbeda, dalam hal kebutuhan konsumsi tegangan, arus, dan bahkan tahapan kebutuhan terhadap tegangan tersebut, maka dibutuhkan energy management. Energy management ini adalah sebuah komponen aktif – umumnya disebut IC power – yang disupply energy oleh battery. Selanjutnya energy tersebut didistribusikan kepada komponen aktif lainnya sesuai dengan kebutuhan komponen tersebut.

Selain dari pada energy management di atas, juga ada komponen lain yang fungsinya sama. Tetapi dia berfungsi untuk membantu beban kerja energy management dalam mendistribusikan tegangan. Komponen ini biasa disebut dengan LDO (Low Drop Out) Regulator, SMPS (Switch Mode Power Supply).

Aturan pengukuran tegangan kerja (Energy) dan tegangan Kontrol!!

Pengukuran aktif dapat dilakukan ketika tegangan battery sudah masuk ke energy management dan kemudian didistribusikan kepada komponen aktif lainnya. Proses pendistribusian tersebut mempunyai tahapan-tahapan tertentu, sehingga di saat battery (vbatt) mensupply tegangan pada energy management dan LDO regulator, tegangan outputnya tidak serta merta tersebar ke komponen yang membutuhkan, sekurang-kurang pendistribusian tegangan ini membutuhkan control (perintah/enable) untuk mengatur kapan tegangan itu diberikan dan kapan tegangan tidak diberikan.

Berdasarkan research yang dilakukan tahapan distribui tegangan dalam proses kerja mesin handphone terdapat tiga kondisi atau tahapan, yaitu:

1. Step 1 : Tegangan-tegangan akan keluar pada saat power on ditekan, tanpa menunggu status

handphone hidup atau tidak;

1. Step 2 : Tegangan-tegangan tertentu akan keluar hanya pada saat CPU memberikan perintah

terhadap komponen pendistribusi tegangan untuk mengeluarkan tegangan tersebut;

1. Step 3 : Tegangan-tegangan tertentu akan keluar di saat system RF sedang bekerja

Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Sebagai contoh mari kita lihat illustrasi pengukuran ketiga tahapan di atas:

Contoh 1 : cara mengukur tegangan VCORE

Pada gambar di atas, tegangan VCORE ada pada bagian kelompok tegangan step 1 (kolom hijau). Tegangan VCORE pada gambar tersebut akan muncul pada saat posisi reset dan seterusnya, artinya bahwa dari mulai aktivitas reset hingga ponsel itu aktif maka tegangan VCORE keluar dengan stabil pada nilai 1.4V. pada kondisi seperti ini kita dapat melakukan pengukurannya. Oleh karena itu secara pasti jika power on belum ditekan, maka tegangan VCORE tidak dapat diukur.

Contoh 2 : Cara mengukur tegangan VCAM (Camera)

Pada gambar di atas, tegangan VCAM ada pada bagian kelompok tegangan step 2 (kolom kuning). Tegangan VCAM akan keluar pada saat camera aktif. Sekalipun handphone dalam kondisi aktif/hidup tegangan VCAM tidak keluar, dia keluar ketika ada perintah dari CPU kepada LDO Regulator untuk mengeluarkan tegangan kepada camera. Perintah ini muncul ketika camera diaktifkan.

Khusus dalam pengukuran step 2, perlu diketahui tegangan akan dengan segera diputuskan (disable) oleh CPU ketika komponen eksternalnya (camera, MMC) dalam kondisi tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu kita tidak dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan AVO meter terhadap tegangan kerja camera dan MMC, sekalipun LDO bekerja. Hal tersebut disebabkan oleh durasi tegangan yang keluar dari LDO sangat singkat bahkan dihitung dalam sepersekian detik. Pengukuran hanya dapat dilakukan dengan menggunakan oscilloscope

Contoh 3 : Aturan mengukur tegangan pada rangkaian modul RF

Tegangan dalam step 3 terdiri dari: VCP1, VCP2, VReg1, VReg2, VR1_RX, VOut_RX. Semua tegangan tersebut hanya akan keluar disaat Sistem RF diaktifkan. System RF dalam sebuah ponsel akan aktif apabila dalam kondisi proses searching operator secara manual, atau dalam kondisi sedang melakukan panggilan. Keadaan tersebut tidak berhubungan dengan ada atau tidak adanya signal dalam ponsel tersebut. Oleh karena itu pengukuran hanya dapat dilakukan ketika system RF sudah aktif.

Aturan mengukur tegangan kontrol

Pengukuran aktif di atas menunjukkan tindakan pengukuran untuk tegangan kerja. Juga dapat dilakukan untuk pengukuran tegangan perintah atau tegangan control. Tegangan ini bukan sebagai tegangan energy bagi sebuah rangkaian ponsel, tetapi tegangan ini digunakan sebagai control (enable/disable) pada suatu rangkaian. Tegangan ini ibarat sebagai perintah on untuk rangkaian yang diberikan perintah. misalnya tegangan perintah PURX, yaitu tegangan yang diberikan oleh RETU untuk RAP. Tegangan ini merupakan tegangan perintah agar RAP melakukan reset. Contoh lain tegangan perintah RSTX pada Nokia BB5. Tegangan ini diberikan oleh RETU untuk TAHVO, agar TAHVO bekerja.

BERSAMBUNG……………

NOKIA BB5 MATI TOTAL “CMT 1ST BOOT ERROR”

Sering kali kita mempunyai masalah Ponsel Nokia mati total, disaat kita “Check” muncul pesan Error “CMT 1st Boot Err: Bad Resp RAPx”. Pada dasarnya, permasalahan ini disebabkan karena RAP (Radio Application Proccesor) tidak bekerja. Tugas utama RAP adalah untuk memproses CMT (Cellular Mobile Telephone), pusat kendali utama Ponsel Nokia BB5 terlatak pada komponen ini, sudah pasti apabila komponen ini tidak bekerja maka Ponsel akan mati total.

Kita dapat mengetahui bekerja atau tidaknya RAP secara efektif dan efesien melalui flasher box, dengan fasilitas “Check” Flasher Box dapat melakukan Booting kepada RAP Ponsel tersebut. Sehingga apabila RAP tersebut tidak bekerja, maka secara otomatis Software Flasher akan menampilkan pesan error “CMT 1st Boot Err: Bad Resp RAPx,”.

Banyak sekali kemungkinan yang mengakibatkan permasalahan ini, Anda dapat melihat diagram dibawah ini, apabila dari salah satunya ada yang bermasalah maka proses Booting RAP akan gagal.

Agar RAP dapat Booting (bekerja), dibutuhkan syarat-syarat tertentu, diantarnya:

- VBAT, tegangan sebesar 3,7Volt, sebagai tegangan kerja RETU dan TAHVO.

- VCORE, tegangan sebesar 1,4Volt untuk tegangan/energy kerja Micro Proccesor yang tersimpan pada RAP.

- VIO, tegangan sebesar 1,8Volt untuk tegangan kerja Digital.

- PURX, tegangan sebesar 1,8Volt merupakan tegangan perintah / reset RAP3G agar dapat aktif.

- SleepX, tegangan sebesar 1.8Volt untuk menentukan status RAP3G pada Mode Sleep atau Aktif, status ini akan diteruskan kepada Retu agar tegangannya dapat “Low Consumtion”.

- RSTX, tegangan sebesar 3.7Volt (sama dengan tegangan Vbat) digunakan untuk tegangan perintah / Reset agar Tahvo dapat aktif. Tanpa RSTX maka tegangan VCORE tidak akan dapat dihasilkan oleh TAHVO.

- RF Clock, Denyut sebanyak 38,4Mhz untuk kebutuhan Digital Clocking. Clock ini dihasilkan oleh Oscilator VCTXO, kemudian diteruskan ke RF Proccesor HINKU.

- Int USB / FBUS, merupakan jalur akses data dari Box menuju RAP. Jalur data ini sebelum masuk ke RAP3G akan melewati TAHVO, tujuannya sebagai Level Shifter. Tentunya apabila TAHVO bermasalah maka Flasher Box tidak dapat mengakses RAP.

BERSAMBUNG……………

Fungsi PURX dan RSTX pada Nokia BB5

Apa perbedaan PURX dan SleepX?

Jelas sangat berbeda, walaupun nilai tegangannnya sama-sama 1.8 Volt. PURX adalah tegangan yang dihasilkan RETU/Avilma sebagai tegangan Reset untuk RAP, sedangkan SleepX adalah tegangan yang dihasilkan RAP, tegangan SleepX ini sangat dibutuhkan oleh RETU/Avilma sebagai pertanda bahwa MCU Core pada RAP sudah berfungsi. Maka sudah jelas apabila tegangan SleepX ini tidak keluar dari RAP, bisa dipastikan RAP bermasalah.

Apa pengaruhnya apabila SleepX tidak masuk dengan baik kepada RETU/Avilma?

Tegangan SleepX ini dibutuhkan RETU/Avilma sebagai penentu modus kerjanya, Energy Mangement dapat bekerja dengan dua kondisi: Aktif atau modus Sleep. Dalam kondisi Sleep, beberapa tegangan yang dihasilkan RETU/Avilma & Tahvo/Betty akan turun, hal ini bertujuan agar Battery menjadi “Low Consumtion”. Tegangan yang akan turun disaat Sleep diantaranya: VR1, VCORE dan VCOREA.

Apakah PURX dapat keluar apabila SleepX sudah keluar?

Sebetulnya tidak, PURX dapat langsung keluar tanpa menunggu SleepX. Hanya saja tegangan PURX ini sering sekali turun tegangannya hanya karena tegangan SleepX kurang dari 1.8 Volt. Biasanya bukan hanya PURX yang menjadi turun tegangannya, tegangan VCORE dapat juga dipengaruhi oleh SleepX.

Apakah tegangan VR1 hanya akan keluar apabila SleepX sudah ada?

Sudah tentu VR1 tidak akan keluar tegangannya apabila tegangan SleepX tidak ada. Tegangan VR1 akan keluar sebesar 2.5 Volt apabila SleepX sudah masuk ke RETU/Avilma. Tegangan VR1 ini digunakan untuk tegangan kerja VCTCXO (Oscilator 38.4mHz), tanpa tegangan VR1 maka Sistem Clocking tidak dapat bekerja dengan baik.

Bisakah tegangan SleepX di Jumper?

Mungkin bisa, mungkin juga tidak, tergantung pada permasalahannya. Apabila RAP sudah memberikan tegangan SleepX namun tegangan tersebut tidak masuk ke RETU/Avilma, kita dapat melakukan Jumper, namun tetap saja ada resikonya, karena dapat menyebabkan Energy Management selau bekerja (tanpa Modus Sleep).

Lalu bagaimana apabila RAPnya sendiri yang tidak memberikan tegangan SleepXnya? Sudah tentu tidak bisa dijumper, persoalannya adalah: apabila RAP tidak memberikan tegangan SleepX maka sudah tentu MCU Core pada RAP tidak berfungsi, jadi percuma saja walaupun di Jumper, Ponsel masih tetap mati total. karena masalahnya, RAPnya tidak bekerja.

Apakah dengan keluarnya tegangan SleepX, maka bisa dipastikan RAP sudah bekerja?

Tidak, tegangan SleepX dapat keluar dari RAP tanpa menunggu MCU & DSP Corenya aktif, asalkan tegangan kerja yang dibutuhkan RAP sudah diterima dengan baik oleh RAP, RAP akan langsung menghasilkan tegangan SleepX. Tegangan kerja RAP yang dimaksud adalah: VIO, VCORE dan PURX. walaupun RAP belum mendapatkan Clock 38.4mHz, RAP masih tetap akan menghasilkan SleepX.

============================

semoga bermanfaat bagi kawan-kawan teknisi di Indonesia,dr mas fikry
makasih info nya

by om bud

Memahami Fungsi “Start-up & Reset Logic”

July 21, 2010 by DJ Junkiee
Filed under Karya Tulis Saya

Leave a comment

Memahami Fungsi “Start-up & Reset Logic”

Start-Up & Reset Logic, atau istilah di Skema Nokia biasa disebut “PUSL (Power-Up System Logic)”, merupakan sistem yang pertama kali berfungsi dari pada rangkaian yang lainnya. Pembahasan ini sengaja saya bahas paling awal, karena sistem ini merupakan pengendali awal pada proses Ponsel dihidupkan. Walaupun dipembahasan sebelumnya, pernah saya katakan bahwa Ponsel mati total disebabkan karena RAP (CPU) tidak bekerja. Namun belum tentu RAPnya yang rusak, sebab RAP ini bisa bekerja tentunya setelah mendapatkan tegangan kerja dan ada perintah Reset (perintah Aktif) kepada RAP.

Dimanakah sistem ini tersimpan?

Start-Up & Reset Logic tersimpan pada Energy Mangement utama, pada Nokia BB5 Energy Management utama ini adalah RETU atau AVILMA.

Dengan cara apa saja agar Start-Up & Reset Logic ini mulai bekerja?

Ada 3 cara untuk mengaktifkan Start-Up & Reset Logic ini, tentunya tujuannya agar Ponsel tersebut dapat hidup.

1. Dengan cara menekan Switch On/Off

Ketika Ponsel sudah terpasang Battery, Start-Up & Reset Logic pada kondisi standby (menunggu perintah Power Up), pada kondisi ini Jalur PwrOnX dalam kondisi High, yaitu pada nilai tegangan sebesar 1.8 – 3.7Volt. Ketika tegangan PwrOnX ini di-Groundkan oleh Switch On/Off sekurangnya 200mS, hal ini dapat dianggap sebagai perintah Power Up.

1. Ditancapkan ke Flasher Box atau merubah nilai BSI.

Ketika Ponsel dihubungkan ke Flasher Box, secara Automatis Ponsel akan memasuki “Local Mode” atau “Test Mode”. Hal ini dapat terjadi karena nilai BSI pada Ponsel telah dirubah oleh Flasher Box dan kebel FBUSnya.

1. Menghubungkan Charger

RAP & MCU Software akan mengontrol proses Charging ini, agar RAP dapat aktif maka Start-Up & Reset Logic akan memaksa mengaktifkan ponsel agar memasuki modus “Charging”

Setelah mendapatkan perintah seperti Point-point diatas, Start-Up & Reset Logic akan memerintahkan:

1. LDO Regulator: VANA (2.5Volt), VIO (1.8Volt), VAUX (2.8 Volt), VREF (1.35 Volt), VDRAM (1.8 Volt).
2. RSTX (3.7Volt) Tegangan RSTX ini akan diberikan kepada Energy Management 2 (TAHVO/AVILMA), tujuannya untuk mengaktifkan LDO VCORE.
3. PURX (Power Up Reset X), sebesar 1.8Volt. tegangan ini diberikan kepada RAP, tugasnya untuk me-Reset atau sebagai tegangan perintah agar RAP mulai aktif.
4. SleepX, sebesar 1.8Volt. tengan ini datang dari RAP untuk RETU. Tujuannya untuk menentukan status Mode ponsel. Ponsel mempunyai 2 status yang berbeda, Sleep Mode dan Aktif Mode. Tentunya disaat Booting atau PowerUp, RETU harus ada pada Mode Aktif. Disaat SleepX aktif (1.8 Volt), LDO VR1 akan aktif.

Bagaimana kita dapat mengetahui Start-Up & Reset Logic ini bermasalah?

Anda dapat mengetahuinya dari konsumsi arus Ponselnya, ada 2 lokasi permasalahan apabila Start-Up & Reset Logic bermasalah: pertama karena Start-Upnya bermasalah, kedua yang disebabkan karena permasalan Reset Control. Permasalahan pada Start-Up dapat diketahui dari tidak adanya konsumsi arus pada ponselnya. Sedangkan apabila Reset Logic bermasalah konsumsi arusnya akan cukup tinggi, antara 30 sampai 50 mAmper.
Gejala Penyebab masalah Nilai konsumsi arusnya Eksekusi atau ganti!!
Semua tegangan dari RETU tidak keluar LDO Regulator tidak mendapatkan perintah Enable dari Start-Up Logic Antara 0 sampai 0,02mA Switch On/Off

Konektor Battery
Semua tegangan keluar, hanya VCORE tidak ada Reset Logic tidak mampu memberikan tegangan RSTX kepada TAHVO/Betty Antara 5 sampai 10 mA RETU / Avilma
Semua tegangan keluar dari RETU kecuali PURX Reset Logic pada RETU bermasalah Antara 20 sampai 30mA RETU / Avilma
SleepX tidak masuk ke RETU/Avilma RAP tidak mampu memberikan tegangan Sleepx Antara 40 sampai 50mA RAP


Semoga bermanfaat,

Salam saya

Rizal Fikri (DJ_Junkiee)
dari mas fikri bro
om budd